Salam semangat berbagi manfaat terdahsyat!! Contoh teks – teks di bawah ini adalah kajian dari film – film yang baru saja saya tonton. Teks seperti dibawah ini lazim disebut “Review” teks dalam bahasa Inggris. Semoga bisa menjadi referensi bermanfaat buat anda semua.
Contoh Review Text Singkat Film “Insidious”: Chapter 3
The best suggestion for those who choose to spend 97 minutes watching “Insidious: Chapter 3”: Bring earplugs.
And maybe make better choices.
The “Insidious” franchise was already on famous arround the world with “Chapter 2,” and this prequel has nothing left but backfires to try to shock the viewers. It’s a physically painful experience, looking forward to the sound mixer’s next shocking attack. You know it’s going to come, but it’s still a ball-peen hammer to the audiences’ ear lot of time.
The first “Insidious,” had introduced us to a haunted family and old psychic Elise and her ghostbuster friends, generated some mild scariness before blowing it all in a third act that tried to explain everything. The big question to this prequel is why they made a third. The reported budget for the second one’s was $5 million; it was extended about $162 million.
Some critics toward the newest franchise of this film are now emerged. The witticism is thus: Teen and aspiring actress Quinn Banner (Stefanie Scott) has been trying so hard to contact her dead mother. “Insidious: Chapter 3” is simply not frightening. Except that the audience will be shocked of the next stabbing of their eardrums, at such predictable intervals. The most scaring thing about the third chapter is that it might be profitable enough to make a fourth.
Contoh Ulasan Teks Singkat Film Insidious: Bab 3
Saran terbaik bagi mereka yang memilih untuk menghabiskan 97 menit menonton “Insidious: Bab 3”: Bawalah penutup kuping.
Dan mungkin membuat pilihan yang lebih baik.
Sequel film “Insidious” yang sudah terkenal diseluruh dunia dengan ” Insidious 2,” dan prekuel ini tidak ada yang tersisa kecuali bumerang untuk mencoba mengejutkan pemirsa. Ini adalah pengalaman yang menyakitkan secara fisik, menantikan serangan suara mengejutkan berikutnya. Anda tahu suara itu akan datang, tapi masih tetap saja mengejutkan dan memekakkan ‘telinga berkali – kali.
“Insidious,” yang pertama telah memperkenalkan kita kepada keluarga angker dan cenayang tua bernama Elise dan teman Ghostbuster nya, menghasilkan beberapa keseraman – keseraman ringan sebelum meniupkan semua kengerian dalam aksi ketiga yang mencoba untuk menjelaskan semuanya. Pertanyaan besar untuk prekuel ini adalah mengapa mereka membuat bab ketiga in? Anggaran yang dilaporkan untuk bagian yang kedua adalah $ 5 juta, itu diperbanyak menjadi sekitar $ 162.000.000.
Beberapa kritik terhadap sequel terbaru dari film ini sekarang muncul. Kritik – kritik antara lain demikian: Remaja dan aktris yang bernama Quinn Banner yang diperankan oleh (Stefanie Scott) telah berusaha keras untuk menghubungi ibunya yang sudah mati. “Insidious: Bab 3” ini sama sekali tidak menakutkan. Kecuali bahwa penonton akan terkejut dengan dentuman yang menusuk gendang telinga mereka, pada interval yang sudah bisa diprediksi. Hal yang paling menakutkan pada bab ketiga ini adalah bahwa hal itu mungkin cukup memberi angin segar untuk membuat bab keempat.
Contoh Review Text Film “Assalamu’alaikum Beijing”
Title : Assalamu’alaikum Beijing
Genre : Romantic-Religious
Playwritter : Asma Nadia
Director : Guntur Soeharjanto
Cast : Ibnu Jamil, Revalina S. Temat, Morgan Oey, Laudya C. Bella, Desta, Cynthia Ramlan, Jajang C. Noer, Ollyne Apple, and many others.
I truly love all of the novels written by Asma Nadia. So when this novel, Assalamu’alaikum Beijing, is filmed , I can’t bear to watch for the movie in theater. Because it is a high quality movie. Having directed by Guntur Soeharjanto, the film emerged with the tagline “If you don’t find any love, let love find you”. In relation with the novel title, the film generally discusses about religion and love. Therefore, it is considered as romantic religious genre. The film brings up the love story experienced by Asmara (Revalina) who was broken heart knowing that her fiance, Dewa(Ibn Jamil) had had an affair with her friend Anita (Cynthia Ramlan) just a day before the wedding took place. At the same time, finally Asmara received a job in Beijing due to the help of Sekar (Laudya Cynthia Bella). On her way to Beijing Asma met Zhongwen (Morgan Oey). Shortly, Asma began to open her heart to Zhongwen but, before continuing their relationship, Asma was diagnosed to suffer APS, a syndrome that made her life in danger and could die at any time.
Contoh Ulasan Teks Film “Assalamu’alaikum Beijing”
Judul : Assalamu’alaikum Beijing
Genre : Romantic-Agama
Penulis cerita : Asma Nadia
Direktur : Guntur Soeharjanto
Pemeran : Ibnu Jamil, Revalina S. Temat, Morgan Oey, Laudya C. Bella, Desta, Cynthia Ramlan, Jajang C. Noer, Ollyne Apple, dan banyak lainnya.
Saya benar-benar mencintai semua novel yang ditulis oleh Asma Nadia. Jadi, ketika novel ini, Assalamu’alaikum Beijing, difilmkan, saya tidak tahan untuk menonton filmnya di bioskop. Karena merupakan film berkualitas tinggi. Setelah disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, film ini muncul dengan tagline “Jika Anda tidak menemukan satupun cinta, biarkan cinta yang menemukan Anda”. Sehubungan dengan judul novel yang disadur, film ini secara keseluruhan membahas tentang agama dan cinta. Oleh karena itu, dianggap sebagai genre agama romantis. Film ini menampilkan kisah cinta yang dialami oleh Asmara (Revalina) yang patah hati mengetahui bahwa tunangannya, Dewa (Ibnu Jamil) telah berselingkuh dengan temannya Anita (Cynthia Ramlan) hanya satu hari sebelum pernikahan berlangsung. Pada saat yang sama, akhirnya Asmara menerima pekerjaan di Beijing karena bantuan Sekar (Laudya Cynthia Bella). Dalam perjalanan ke Beijing Asma bertemu Zhongwen (Morgan Oey). Tak lama, Asma mulai membuka hatinya untuk Zhongwen tetapi, sebelum melanjutkan hubungan mereka, Asma didiagnosis menderita APS, sindrom yang membuat hidupnya dalam bahaya dan bisa mati setiap saat.
Contoh Review Text Singkat “Film Stand by Me Doraemon”
Almost everyone knows this phenomenal cartoons. This Japan film is very well known. Stand By Me: Doraemon, this film was made to celebrate 80 years of Fujiko f. Fujio (alm), and this was firstly played in cinemas in Japan on August 8th , 2014. in December 15th , Stand by Me Doraemon movie officially was played in Indonesia. Surely the enthusiasm of Indonesian people to watch this phenomenal movie which is the last episode of Doraemon movie is very great. However, is it true that the movie “Stand by Me Doraemon is as good as many people told?” In a personal point of view, the film Stand by Me Doraemon is a mediocre in the era of 3D animation film. Even as the generation of 90s, I disappointed with this movie. It is may be because the big name of Doraemon has already been legend which then make this film extremely loved by many people.
There are a few weaknesses that make the movie “Stand by Me Doraemon” seems to be failed. First, we know that Doraemon is supposed not to go back to the future until Nobita finds a real happiness, but after a few minutes the story moves to Doraemon and Nobita get into their phenomenal drawer to explore the future and to help Shizuka in the Ice Moutain and to see Nobita’s wedding ceremony. Second, too much expression, a joke which is totally not funny, even seems ridiculous. There are many other 3D animated films which are far better in some points of view such as Wreck It Ralph and Despicable Me.
Contoh Ulasan Teks Singkat “Film Stand by Me Doraemon”
Hampir semua orang tahu kartun fenomenal ini. Film Jepang ini sangat terkenal. Stand By Me: Doraemon, film ini dibuat untuk merayakan 80 tahun Fujiko f. Fujio (alm), dan ini pertama kali dimainkan di bioskop-bioskop di Jepang pada tanggal 8 Agustus 2014. Pada 15 Desember Stand by Me Doraemon resmi dimainkan di Indonesia. Tentunya antusiasme masyarakat Indonesia untuk menonton film fenomenal ini yang merupakan episode terakhir dari film Doraemon yang sangat terkenal. Namun, apakah benar bahwa film “Stand by Me Doraemon adalah baik seperti banyak orang katakan?” Dalam sudut pandang pribadi, film Stand by Me Doraemon adalah biasa-biasa saja di era film animasi 3D. Bahkan sebagai generasi 90-an, saya kecewa dengan film ini. Hal ini mungkin karena nama besar dari Doraemon sudah menjadi legenda yang kemudian membuat film ini sangat dicintai oleh banyak orang.
Ada beberapa kelemahan yang membuat film “Stand by Me Doraemon” tampaknya gagal. Pertama, kita tahu bahwa Doraemon seharusnya tidak kembali ke masa depan sampai Nobita menemukan kebahagiaan sejati, tapi setelah beberapa menit cerita bergerak ke alur di mana Doraemon dan Nobita masuk ke lemari fenomenal mereka untuk mengeksplorasi masa depan dan untuk membantu Shizuka di gunung es dan untuk melihat upacara pernikahan Nobita. Kedua, terlalu banyak ekspresi, lelucon yang sama sekali tidak lucu, bahkan tampak konyol. Ada banyak film animasi 3D lain yang jauh lebih baik dilihat dari beberapa sudut pandang seperti “Wreck It Ralph” dan “Despicable Me.”
Originally posted 2024-05-12 03:25:32.